Kamis, 09 Januari 2014

Aktivis Lingkungan Kecam Prilaku Caleg

Filled under:


Puluhan APK tertancap di pepohonan daerah jalan menuju arah gonggo
Ulah calon anggota legislatif yang bertarung di Pemilu Legislatif 2014 seolah menghalalkan segara cara untuk meraih simpatik dan mensosialisasikan pencalonannya. Alat peraga kampanye milik Caleg banyak yang merusak lingkungan. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya alat peraga kampanye yang di tempel menggunakan paku di pepohonan
Alat peraga kampanye menjadi salah satu cara para calon legislatif untuk mempromosikan diri di wilayah daerah pemilihannya. Banyaknya para caleg di setiap daerah membuat banyaknya APK terpajang dimana- mana tanpa melihat estetika dan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan salah satunya pemakuan pohon.
Hasil dari pemantauan Kabar Gapura di beberapa titik, seperti wilayah perkotaan Karawang, pohon besar menjadi sasaran penempelan APK dengan menggunakan paku yang dapat membuat mati pohon tersebut. Di daerah perumahan Telukjambe, Jalan Jatirasa Tengah,  banyak menempel APK dengan di paku di pepohonan. Pelakunya hampir semua caleg dari partai peserta pemilihan umum legislatif 2014.
Fenomena tersebut membuat para aktivis lingkungan geram. Pemasangan alat peraga kampanye menggunakan paku di pepohonan telah mengancam keberlangsungan kehidupan pepohonan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Menempelkan alat peraga kampanye menggunakan paku di pepohonan dilarang oleh aturan. 
Paku memiliki zat seng atau pengaruh asam terhadap pohon, dan bisa mempengaruhi pertumbuhan bahkan bisa mematikan keberlangsungan hidup pohon itu sendiri. Selanjutnya bahaya lain yang bisa ditimbulkan adalah dapat mempermudah tumbangnya pohon sehingga dapat membahayakan manusia yang tinggal disekitarnya
Begitu miris memang jika kita melihat itu semua terjadi di berbagai kota di seluruh Indonesia, apalagi pemerintah membiarkan itu semua terjadi. Oleh karena itu mari kita cegah bencana yang sebenarnya bisa kita hindari dan masih kurangkah contoh bencana yang hampir tiap tahun kita alami.

Ditulis Oleh: Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum

0 komentar:

Posting Komentar