Kamis, 20 Maret 2014

Bencana Geologi Ancam Karawang Selatan



Eksploitasi batu kapur di desa tamansari begitu mengkhawatirkan.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang, wilayah Karawang selatan memiliki potensi pertambangan dan kawasan karst.  
Potensi tersebut bisa diperuntukan untuk ekspolitasi dan eksplorasi. Namun demikian, dalam penelitian salah satu lembaga penggiat lingkungan di Karawang yakni Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (ForkadasC+) wilayah Karawang Selatan berpotensi besar akan mengalami kebencanaan geologi.
Ketua Harian ForkadasC+, Hendro Wibowo pada saat audiensi bersama OPD, Rabu (19/03) di kantor Sekda Karawang.

Sejatinya, Kata Hendro, Kabupaten Karawang tidak memiliki potensi nyata dari bencana geologi, namun dampak kebencanaan geologi dari daerah lain akan cepat terasa oleh kabupaten karawang dan juga eksplorasi karst di Karawang Selatan tanpa ada pengawasan akan memperbesar dampak kebencanaan tersebut.
 
Dijelaskannya, Karawang memiliki dua  zona patahan dan tiga macam patahan yang masuk kedalam zona antiklinorium Bogor. Dua zona patahan Karawang dengan tiga macam patahan tersebut dapat dengan mudah terpengaruh oleh dua patahan Jawa Barat, yaitu sesar cimandiri dan sesar lembang. Bahkan, zona patahan Karawang akan berdampak besar jika lempeng Hindia-Australia mengalami konduksi dengan lempeng eurasia.

Lanjutnya,  menurut data neic-usgc dari tahun 1973 hingga 2006 telah terjadi tiga kali kegempaan di sekitar Karawang dengan magnitudo 4.2 hingga 4.4 skala richter dan kedalaman gempa 0 hingga 30 km. dan bahkan pada tahun 1852 zona patahan Karawang mengalami gempa cukup besar, di sebabkan terjadi gempa besar di selat sunda. 

Hal ini dikarenakan zona patahan kabupaten Karawang terletak di daerah terjadinya intrusi vulkanik, yang menjadi batas antara zona alluvial utara Jawa Barat dan zona antiklinorium Bogor.
Zona antiklinorium bogor memiliki patahan,lempengan dan lipatan yang membentuk daerahnya memiliki banyak gerakan tektonik dan vulkanik. Gunung Sanggabuana merupakan salah satu maha karya atas proses intrusi, yaitu pembentukan batuan vulkanik neck.

“Melihat perkembangan kebencanaan di Karawang, yang menjadi bahan penelitian dalam pengurangan risiko bencana banjir, kawasan karst Karawang selatan menjadi hal yang perlu diperhatikan,” ujarnya.

Ditambahkannya, kebencanaan banjir termasuk didalamnya banjir rob, banjir bandang, banjir luapan, banjir genangan dan banjir lahar dingin. semua potensi banjir tersebut akan di rasakan dan ditemukan di Karawang. Topografi Kabupaten Karawang dengan tinggi 1 hingga 1.279 mdpl dan kemiringan 0 hingga +50 derajat. 

Hydrologi Karawang berada di cat (cekungan air tanah) Bekasi dan Karawang dengan curah hujan +1.200 mm/tahun dan dua das citarum serta 4 kanal. dan fisiografi Karawang yang di utaranya berada di zona alluvial utara Jawa Barat dan selatannya berada di zona antiklinorium Bogor serta berada ditinggian Rengasdengklok yang termasuk sub-basin Ciputat merupakan potensi segala kebencanaan yang mengatanamakan banjir,” ungkapnya. (yfs)

Dikutip dari: Koran Kabar Gapura 


0 komentar:

Posting Komentar