Proses Pengolahan Sampah menjadi Kompos di Kebun Karinda, Lebak Bulus, Jakarta Selatan sebagai solusi mengurangi jumlah sampah di perkotaan. |
Amat
memprihatinkan, lingkungan tempat tinggal saat ini menghadapi masalah sampah yang tak kunjung selesai. Tumpukan
sampah yang tidak sedap dipandang mata ditambah aroma yang tidak sedap, merusak
kesehatan dan merusak kelestarian lingkungan. Ironisnya berton-ton sampah yang
diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang di kabupaten Karawang setiap harinya, lebih dari 50%
adalah sampah rumah tangga, oleh karenanya demi menurunkan jumlah sampah rumah
tangga tersebut solusi terbaiknya dengan membuat mengolah sampah menjadi kompos
seperti yang dilakukan oleh warga Perum
Bumi Karang Indah di Lebak Bulus, Jakarta Selatan merubah sampah menjadi berkah.
Kami forkadasC+ sengaja datang ke lokasi Kebun Karinda (kebun Karang Indah) untuk
mengetahui bagaimana proses pengolahan sampah yang benar hingga menjadi kompos
yang berkualitas baik. Kebun Karinda
sudah terkenal sebagai tempat studi banding tingkat internasional bahkan banyak
turis- turis asing belajar pengolahan sampah di Kebun Karinda. Salah satu yang
menarik dari pengolahan sampahnya adalah prosesnya memakai keranjang pakaian
atau disebut juga dengan keranjang takakura.
Ditemui
oleh forkadasC+ pemilik sekaligus pengelola Kebun Karinda ibu Djamalludin mengungkapkan, “kita semua adalah produsen sampah, oleh karena itu
sudah saatnya kita peduli dan aktif. Peran serta kita tidak hanya membantu
pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah tetapi membantu kita untuk hidup
lebih sehat serta memberikan hasil berupa kompos yang dapat digunakan untuk
menghijaukan lingkungan atau dapat dijual hingga menghasilkan uang.”
Ibu
Djamalludin juga menambahkan, proses pengomposan yang baik dan benar adalah
melalui proses fermentasi, bukan pembusukan. Sehingga tidak akan tercium bau
busuk dan tidak diganggu oleh lalat. Gagasan tersebut terwujudkan ketika
melihat sampah berserakan dan menjadi permasalahan pencemaran lingkungan,
beliau menambahkan, “sampah sebenarnya bisa
menjadi bernilai ekonomis dan bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia kalau kita
bisa mengolah sampah tersebut. salah satunya penemuan kami membuat sampah
menjadi kompos dengan media keranjang baju.”
“Salah satu
cara yang kami temukan dengan cara takamura yaitu kami mencoba memanfaatkan
media keranjang pakaian menjadi media pengolah sampah menjadi kompos. Kompos
tersebut nantinya dimanfaatkan oleh warga untuk pemupukan tanaman- tanaman dan
juga bisa bernilai ekonomis. Kami memilih keranjang pakaian dikarenakan media
tersebut tidak sulit kita cari, selanjutnya keranjang tersebut kita modifikasi
agar pembuatan kompos menjadi maksimal, pengolahan sampah memang terlihat
begitu rumit tetapi sebenarnya pengelolaan sampah menjadi bermanfaat itu sangat
mudah,” ujar ibu Djamalludin.
Ditulis Oleh : Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum
0 komentar:
Posting Komentar