Kepala Litbang forkadasC+ Saat berada di Gua Dayeuh yang berada di Dusun Citaman, Desa Tamansari terancam |
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (forkadasC+), Arif Munawir mengungkapkan hasil penelitian sementara kami pada hari Sabtu hingga Senin tanggal 31 Maret di Karawang Selatan tentang pemetaan potensi bencana dan keberadaan gua- gua di Desa Tamansari. Salah satu gua yakni goa dayeuh memiliki nilai sejarah yang perlu diteliti secara mendalam dan perlu menjadi perhatian bagi pemerintah Karawang. Pasalnya, ada beberapa fosil molusca yang sudah menjadi batuan menempel pada di dinding gua.
“Dilihat dari persamaan di beberapa
gua di daerah lain. Goa Dayeuh dusun Citaman merupakan gua vertikal, mungkin
Goa Dayeuh terbentuk akibat proses geologi hingga ribuan tahun beserta vegetasi
yang ada di dalamnya, membentuk lingkaran dan didalam goa terdapat puluhan goa-
goa kecil yang pastinya banyak dihuni oleh puluhan jenis hewan, diperkirakan
berdiameter 300 m. Tetapi sayangnya warga sekitar tidak menjaga kelestarian
alamnya, kami melihat banyak sampah bersebaran di dalamnya,” ujarnya kepada
Kabar Gapura.
Ditambahkannya, untuk memasuki Goa
Dayeuh sangat mudah untuk dicapai, letaknya dekat dengan wilayah pertambangan
kapur sekitar 500 meter. Gua Dayeuh ini tidak seperti gua vertikal secara
umunya. Oleh karena itu, siapapun dengan secara mudah bisa datang ke lokasi
tersebut. Pemandangan yang ada di depan mata mengundang decak kagum. Sejauh
mata memandang di beberapa goa kecil di dalamnya terdapat stalaktit- stalaktit.
Namun, sebagian kecil telah mati. Dan juga bisa diambil kesimpula bahwa karst
memang terhampar luas di daerah tersebut. Kemudian di dalam perut gua terhampar
pemandangan hijaunya hutan yang sangat subur. Aneka lumut, paku-pakuan, semak,
hingga pohon-pohon besar tumbuh dengan rapat. Hutan dengan vegetasi yang jauh
berbeda dengan kondisi di atas ini sering dikenal dengan nama hutan purba.
“Eksotisme Goa Dayeuh sangat
membuat saya tidak berkedip, hamparan gua- gua kecil dengan stalaktitnya
membuat diri ini sedang tidak berada di wilayah Karawang. Terlihat pula pohon-
pohon besar berumur ratusan tahun menjulang tinggi ke langit- langit gua,”
tuturnya.
Lanjut arif, dirinya akan mencoba
mendatangkan ahli geologi untuk lebih mengetahui tentang sejarah Goa Dayeuh.
Dan juga mendatangkan pakar gua untuk bisa menelusuri kedalaman gua- gua kecil
yang berada di goa tersebut.
“Kami akan melakukan penelitian
khusus dengan mendatangkan beberapa pakar gua di Indonesia untuk mengetahui
sejarah gua yang eksotis ini,” ujarnya.
Ditemui ditempat lain, salah satu
warga Bustomi (25) mengungkapkan banyak warga Karawang belum mengetahui
keberadaan Goa Dayeuh. Biasanya gua tersebut dijadikan tempat bersemedi
beberapa warga di daerah Desa Tamansari.
“Belum banyak yang mengetahui
lokasi Goa Dayeuh. Cuman kebanyakan warga datang ke gua itu untuk bersemedi
saja,” pungkasnya.
“Saya atas nama warga yang dekat
dengan lokasi gua, mengharapkan Goa Dayeuh bisa dijadikan objek pariwisata atau
ada penelitian tentang sejarah gua tersebut,” ujarnya. (yfs)
Dikutip dari : Koran Kabar Gapura Karawang
Dikutip dari : Koran Kabar Gapura Karawang
boleh minta info akses jalannya???
BalasHapus